Bisakah Anda Jadi ABK ?


Oleh : Verisca Ayu Hikma
Apa yang anda pikirkan ketika melihat anak yang mempunyai “Kelebihan” ? Anda pasti sudah mengerti kelebihan apa yang saya maksud. Ya, kelebihan yang saya maksud disini adalah anak-anak yang berkebutuhan khusus atau yang lebih kita kenal dengan ABK. ABK ialah anak yang memiliki grafik perkembangan yang berbeda dari anak yang normal. Grafik tersebut bisa naik dan turun. Ada beberapa kategori ABK diantaranya Tunagrahita, Tunawicara, Tunarungu, Tunalaras, Tunanetra, Tunadaksa, dan Anak Berkesulitan Belajar.
Pengalaman buruk saya dilempari batu oleh salah satu ABK, ketika melewati Sekolah Luar Biasa sepulang  kuliah, membuat saya berpikir negatif tentang ABK. Jujur saja, ketika itu saya merasa kesal sebab mereka sulit sekali untuk dikendalikan, dan jijik ketika anak- anak itu ingusan dan ileran, tapi setelah beberapa minggu yang lalu saya dan teman-teman sekelas ditugaskan oleh pa Agus Muharam untuk melakukan observasi ke SLB, sungguh luar biasa, perasaan-perasaan yang saya rasakan sebelumnya itu seketika sirna.
Ketika berkunjung ke salah satu Sekolah Luar Biasa, di gang beringin jln. Veteran–Purwakarta, tepatnya sih di belakang kampus saya tercintanya yaitu UPI kampus daerah Purwakarta J, kesan pertama yang saya rasakan bahwa SLB itu benar-benar luar biasa, sebab sekolah tersebut mampu menampunng anak-anak yang luar biasa, tentunya didukung oleh guru-guru yang super luar biasa pula.
Susana yang luar biasa saya rasakan di SLB itu. Sekumpulan anak kecil menghampiri kami, mengajak kami bersalaman, dan terus tersenyum.  Tersirat keceriaan di wajah mereka saat menyambut kedatangan kami.  Itulah pagi yang sehangat matahari.
Ada banyak keajaiban yang saya temukan ketika melakukan observasi. Anak-anak yang tidak bisa mendengar itu berlari lincah kesana kemari, Anak-anak yang tidak bisa melihat itu bisa mengikuti kegitan olah raga lompat jauh dengan baik, dan anak-anak yang tidak bisa berbicara itu becerita dengan riang, menggunakan bahasa nonverbal yang mungkin hanya dapat dimenerti oleh mereka sendiri.  Walaupun begitu, mereka terlihat sangat menikmati pembicaraan yang sedang berlangsung.  Kesulitan untuk berbicara bukan halangan bagi mereka untuk melakukan komunikasi, karena mereka juga makhluk social yang memiliki kebutuhan untuk berinteraksi.
Sungguh luar biasa, takjub saya dibuatnya, walaupun mereka tak sesempurna kita, namun tidak terlihat sedikit pun kesedihan di wajah anak-anak itu.  Sama seperti anak-anak normal lainnya yang suka bermain dan tertawa.  Yang membedakan hanyalah daya tangkap mereka dan emosional yang kadang tidak stabil.  Terkadang mereka pun bisa menjadi “liar”, dalam artian sulit diatur.
Setiap anak memiliki sikap yang berbeda-beda.  Ada yang diantara anak-anak yang luar biasa ini yang suka memukul temannya.  Setiap ada teman di dekatnya, ia akan memukul hingga mendorongnya sampai jatuh.  Ada lagi yang suka mengusir orang, terutama orang yang asing baginya.  Kelakuan mereka seringkali membuat guru-guru kerepotan. Kesabaran memang sangat diuji ketika menjadi guru anak SLB. Harus pintar-pintar mengontrol diri, jika tidak maka anak-anak lugu itu akan menjadi korban kekerasan ataupun omelan.  Mendidik anak SLB memerlukan keahlian khusus. Sebenarnya tidak terlalu sulit untuk mendidik mereka , hanya saja dibutuhkan kesabaran yang amat sangat dan kemauan yang dalam untuk membuat mereka menjadi seorang yang istimewa. 
Sikap anak-anak SLB memang aneh-aneh dan unik, maka dari itu mereka dikatakan luar biasa.  Keluarbiasaan yang mereka miliki tidak menutup kemungkinan bagi anak-anak ini untuk tetap meraih cita-cita dan menjadi istimewa serta menjadi inspirasi bagi orang lain.
Senang rasanya dapat melihat keceriaan dan kehangatan di wajah mereka, walaupun kondisi mental dan fisik mereka jauh dari normal. Banyak orang mungkin akan merasa risih berada di dekat ABK, tapi bagi kami, berada di dekat mereka merupakan suatu pengalaman yang tak terlupakan karena kami dapat melihat keceriaan dan kepolosan hati mereka yang alami.
Coba bayangkan apakah kita sanggup menjadi mereka? Janganlah menjauhi anak-anak yang cacat fisik maupun mental, karena mereka juga manusia yang membutuhkan kasih sayang dan perhatian sama seperti anak-anak normal lainnya, malah mereka lebih luar biasa ....... belajarlah kesabaran, dan ketegaran menerima keadaan dari anak-anak luar biasa itu. Keep childs Special needs......!!!
Penulis adalah : Mahasiswa UPI Kampus purwakarta, Program S1-PGSD

0 komentar:

Posting Komentar